Rabu, 14 Januari 2015

Pembabakan Zaman Praaksara

Setiap zaman selalu memiliki perbedaan, setiap zaman juga pasti memiliki ciri tertentu. Pada dasarnya pembabakan atau pengelompokan zaman prasejarah dibagi menjadi dua, yaitu zaman batu, dan zaman logam.

 
A. Zaman Batu
Dinamakan zaman batu, karena penemuan peninggalannya yang terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi empat, yaitu: Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.

a. Zaman Paleolitikum (Batu Tua)
 
Alat-alat pada zaman ini terbuat dari batu yang belum dihaluskan dan masih kasar. Peninggalan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah:

- Kapak genggam, alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong) Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang. Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara digenggam.
 
- Kapak perimbas berfungsi untuk memahat tulang, merimbas kayu, dan sebagai senjata.

- Alat dari tulang binatang. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi.

- Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan, berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Spesies manusia yang hidup di masa ini adalah Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus robustus, dan Homo soliensis.

b. Zaman Mesolitikum (Batu Tengah)

Zaman ini adalah transisi dari zaman paleolitikum menuju neolitikum. Peninggalan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah:

- Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur), Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. 

- Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith) Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah. Alat ini dinamai sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatera.
 
- Hachecourt (kapak pendek), selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.

- Pipisan, Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.

- Abris Sous Roche (Gua tempat tinggal), adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas.

Spesies manusia yang hidup di masa ini adalah Homo erectus dan kebanyakan sama seperti zaman paleolitikum.

c. Zaman Neolitikum (Batu Baru)

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Peninggalan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah:

- Kapak Persegi, penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim berfungsi sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil berfungsi sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon.

- Kapak Lonjong, sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus. Fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi.

- Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah). Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir.

- Pakaian kulit kayu, penemuaan pakaian dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus menunjukkan bahwa pada zaman ini orang zaman Neolitikum sudah menggunakan pakaian.

Spesies manusia yang hidup di masa ini adalah Homo sapien

d. Zaman Megalitikum (Batu Besar)

Zaman ini disebut dengan zaman batu besar karena peninggalannya yang berukuran megalitik atau raksasa. Peninggalan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah:

- Menhir, adalah tugu atau batu yang tegak, yang sengaja di tempatkan di suatu tempat untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal tersebut. Para arkeolog mempercayai bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.

- Punden berundak, merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu-buddha.

- Kubur baru, bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat.

- Sarkofagus, sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.

- Dolmen, merupakan bangunan megalithik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.

- Arca Batu, dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan.


B. Zaman Logam

Disebut zaman logam karena penemuan peniggalannya yang berupa logam. Jadi, pada zaman ini, manusia telah mengenal cara mencairkan logam dan mencetaknya. Zaman logam dibagi tiga, yaitu: zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.

a. Zaman Tembaga

Disebut zaman tembaga karena peninggalannya terbuat dari tembaga. Di Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, karena tidak ditemukan bukti - bukti peninggalan zaman tersebut.

b. Zaman Perunggu

Peralatan kehidupan yang terbuat dari bahan perunggu antara lain:

- Nekara, merupakan genderang besar, biasanya digunakan untuk upacara pemanggilan hujan.

- Moko, yaitu genderang kecil sebagai alat upacara keagamaan.

- Kapak corong, yaitu kapak dengan berbagai ukuran, juga disebut kapak sepatu.

- Arca perunggu, yaitu benda perunggu yang berbentuk binatang atau orang.

- Bejana perunggu, bentuknya mirip gitar spanyol tanpa tangkai

- Perhiasan cincin perunggu, gelang kaki, gelang tangan, dan kalung, sebagian besar telah ditemukan sebagai bekal kubur.

c. Zaman Besi

Pada zaman besi banyak menghasilkan benda - benda peralatan hidup dan senjata, seperti: tombak, mata panah, cangkul, sabit, dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi tidak banyak ditemukan karena sifatnya yang mudah berkarat.

Senin, 12 Januari 2015

Attila The Hun

Atilla adalah seorang raja dinasti Hun, yaitu kekaisaran terbesar di Eropa pada masa itu. Dia merupakan seorang legenda dalam sejarah Eropa. Ada dua pendapat berbeda mengenai Attila, sebgian Eropa menganggapnya sebagai lambang kerakusan dan kekejaman, sebagian lagi menganggapnya sebagai raja agung yang bangsawan.

Attila merupakan salahsatu kaisar yang paling ditakuti kekaisaran Romawi. Dia dijuluki sebagai “flagella dei” yang berarti Cambuk Tuhan dalam bahasa Latin. Dia memperluas kawasan dinasti Hun hingga Romawi Timur, dan sebagian Italia Utara tetapi tidak pernah sampai ke Roma dan ibukota Konstantinopel.

Dia dilahirkan dari keturunan suku Huns Eropa, yaitu suatu kaum pengembara dari timur laut Tiongkok dan Asia Tengah. Suku Hun dikenal dengan kebudayaannya yang kuat dan ketangguhan mereka menumpas musuh – musuhnya. Kekaisaran mereka meliputi padang – padang rumput di Asia Tengah hingga kawasan Jerman sekarang.

Lahir di Pannonia (sekarang Transdanube, Hungaria) sekitar tahun 406, Attila pada tahun 434 mendapatkan tahta Hun bersama saudaranya Bleda setalah kematian raja sebelumnya yaitu Rua. Attila akhirnya menjadi raja setelah saudaranya meninggal pada tahun 445.

Selama menjadi raja, Attila dikenal sebagai raja yang adil karena berhasil menyatukan suku – suku pada dinasti Hun. Tetapi dia juga dekanal sebagai pemimpin yang agresif dan kejam, karena dia menyerang Kekaisaran Romawi Timur dan menghancurkan kawasan Laut Hitam hingga Mediterania.

Selama masa kekuasaannya, Attila menjadi musuh terbesar Romawi Timur dan Barat. Dia pernah menyerang Balkan sebanyak dua kali dan mengepung Konstaninopel pada penyerangan kedua. Dia gagal dalam penyerangannya ke ibukota Konstantinopel dan dipukul mundur karena dinding berlapis dan pasukan yang kebanyakan berkuda.

Pada tahun 451, dia berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak 500.000 orang untuk menyerang Roman Gaul (sekarang Perancis). Dia pun menghadapi pasukan Romawi yang sudah bersatu dengan Visigoth. Perang ini disebut Perang Chalons. Dalam perang ini Attila berhasil dipukul mundur. Perang ini merupakan pertanda melemahnya kekuatan dinasti Hun dan menjadi awal dari “Middle Age” atau abad pertengahan.

Pada tahun 452 dia menyerbu Italia, tetapi gagal memasuki Roma. Dan ia pun meninggal setahun setelahnya, sebelum dapat menyerang kembali Roma. Dengan sepeninggalnya Attila kerajaan Hun pun terpecah belah dan menjadi akhir bagi riwayatnya dan juga akhir bagi dinastinya.




(Terinspirasi dari Total War: Attila)
By : Admin